Sabtu, 31 Juli 2010

Kabar burung Babad

BABAD??????
Babad, babad, babad, dan babad. Mengakses babad atau sejarah Nusa Penida di dunia maya ini sangatlah mudah, membeli kacang goreng di warung masih lebih sulit ketimbang mengakses babad atau sejarah Nusa Penida. Dengan mudahnya mengakses babad atau sejarah NP apakah ini merupakan penomena sebuah kemajuan informasi? Apakah informasi itu? adakah etika dan estetika didalam informasi yang di publikasikan? Yang bagai manakah informasi itu benar? Apa perlu informasi itu dipertanggung jawabkan? Bagaimanakah exses negatif secara hukum akibat dari informasi yang salah? Apakah mutlak Jabatan, Status sosial, Pendidikan, yang menjamin informasi yang di berikan itu benar? Dalam Konteks Budaya Bali yang di dasari oleh Dharma Agama apakah informasi itu diperlukan sebuah kenyataan? Apakah kenyataan itu yang merupakan jawaban dari sebuah informasi yang benar? kenapa............? kenapa...........? dan kenapa penulis banyak tanya???????.

Pada awalnya penulis berkeinginan bisa menjalankan internet ini didasari oleh keinginan agar mendapatkan informasi yang benar. besar harapan dari penulis ingin mendapatkan pencerahan batin melalui internet yang konon dari cerita teman - teman bahwa internet bisa memberikan informasi yang akurat dan tepat. Selain itu sebelumnya penulis amat mengharap dari niternet ini bisa memberikan tuntunan yang betul - betul mengarahkan penulis pada suatu titik yang benar atas dasar logika yang tak terbantahkan. Namun betapa terkejutnya penulis, dalam bahasa Bali (kesiab icang) manakala penulis mengetik babad nusa penida di google web bermunculanlah babad atau sejarah Nusa Penida yang tampil bagaikan induk - induk tawon yang akan pindah sarang. yang sangat mengherankan penulis dalam babad - babad yang muncul tersebut, isinyapun mengandung makna yang berbeda, apalagi jika babad atau sejarah tersebut penulis kaitkan dengan babad atau sejarah yang penulis dapatkan di darat melalui tulisan - tulisan atau melalui gaguritan yang penulis dengar, demikian juga gaguritan dalam bentuk buku. Dan anehnya lagi dalam masing - masing babad atau sejarah tersebut, masing - masing mengedepankan bahwa ceritra itulah yang paling depan atau yang pertama terjadi di Nusa Penida. Kalau masalah kecanggihan system internet penulis amat sangat mengakui dan mengapresiasi pada penemunya, bahwa penulis hanya dengan duduk santai di depan computer penulis bisa mendapatkan informasi yang sedemikan banyak, ibarat asal bisa ngetik pasti di jawab dan di carikan oleh Bapak atau Ibu Google. Tapi yang tidak habis penulis pikir, bagi para pemulung sejarah di darat yang bakal dijadikan sebuah alat untuk mendapatkan popularitas pribadi, dalam hal ini penulis tidak yakin pada seorang pemulung tersebut bahwa dia memahami arti dari pada Sejarah atau Babad tersebut. Yang paling membuat penulis tercengang, bahkan sejarah yang di dapat dari penutur - penutur yang luntur dan kabur sehingga menjadi sejarah atau babad yang hancur lebur sampai ajur di komersilkan dalam bentuk buku - buku! Sepertinya Nusa Penida sekarang ini sudah tidak mampu memeberikan lahan tempat mencari penghidupan, sehingga sejarah atau babad yang tidak pernah dilakoni disusun dan di komersilkan hanya demi beberapa lembar rupiah.

Disisi lain di Dunia Maya ini penulis menemukan Silsilah Nusa Penida yang tampilannya sangat mengagumkan, sepintas silsilah tersebut membuat penulis heran, dengan mampunya seorang anak manusia yang di lahirkan di bumi ini melalui rahim seorang ibu mampu melihat dan bercakap - cakap dengan Ida Bhatara sehingga semua Bhatara2 yang ada di Nusa Penida ini dengan mudahnya di muat dalam silsilah tersebut, berdalih dengan kewaskitaan, kejenyanan, kesucian, yang tidak terlepas dari bangkitnya seluruh cakra2 suci di luar maupun di dalam tubuh manusia tersebut sehingga mampu tahu sebelum di beri tahu atau (weruh sadurung winarah) dengan tanpa pertimbangan atau pengkajian yang luas serta masuk akal silsilah itu di publikasikan di dunia maya ini. Percayakah anda??? Jika saja anda para pengunjung mejawab percaya, saya yakin anda adalah seorang yang Bhuta, seorang yang bhuta disebabkan oleh kegelapan, kegelapan disebabkan oleh ketidaktahuan, ketidaktahuan disebabkan oleh tidak berfungsinya akal sehat yang di sebut logika. Sehingga apa yang dilihat itulah yang benar, apalagi dilihat oleh banyak orang sehingga banyak yang memebenarkan. Tahukah anda dengan yang benar? betapa banyakpun jumlah anda yang membenarkan yang tidak benar, sejumlah itulah bhuta telah mempunyai pengikut. Penulis yakin pengunjung akan memahami maksud kalimat singkat penulis di bawah ini, penulis bertanya pengunjung mejawab dan merasakannya: Mampukah air bercampur dengan minyak? bila kaca tembus pandang yang besar dipajang di tengah jalan dalam keadaan yang bersih, apakah anda melihanya? apa benar hanya kaca yang berisi debu atau kotor yang cepat bisa anda lihat? batu dalam air apakah disebut tercampur? masihkah bisa anda memisahkan batu dengan air tersebut?

Masih banyak contoh2 yang patut kita pergunakan sebagai dasar untuk berpikir sehingga kita mampu menglogikakan segala yang ada di dunia ini, penulis seorang anak yang terlahirkan di pulau yang kering yaitu Nusa Penida, namun stetes air yang membasahi benak penulis, penulis harap jangan sampai kering sehingga penulis mencari dan mencari tetesan air tersebut, karena penulis yakin setetes air tersebut akan kering manakala penulis telah sampai pada tujuan hidup ini yaitu kematian!

Penulis tidak akan memuat jawaban segala yang penulis tanyakan diatas, dengan jawaban yang penulis muat di tulisan ini itu berarti penulis berperan serta membentuk kegelapan yang berakibat Bhuta, penulis tidak mau pengunjung menjadi bhuta, karena dengan mata terpejampun dunia ini malah semakin luas dapat dilihat dari pada mata terbuka.

Demikianlah sekilas suara cuapan seekor burung gagak dari sebrang, yang berkelakar bagaikan seorang pemabok yang tak sadarkan diri, sehingga kata2 yang disusun berputar memenuhi arah mata angin dunia ini yang pada akhirnya sempoyongan dan rebah pada titik tengah yang di sebut Madya! Hormat dan bhaktiku pada mu wahai Madya Madya Madya Siwa ya !!!!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar